Infeksi Usus: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Jika Anda merasa mual, mencret, badan demam atau panas, jangan-jangan itu merupakan tanda-tanda dan gejala infeksi usus. Penyakit ini bisa menjadi serius tergantung pada mikroorganisme penyebabnya. Harap perhatikan setiap gejala yang muncul karena ini akan membantu dokter dalam menentukan penyebab infeksi usus sehingga dapat diobati dengan tepat.
Tanda dan gejala infeksi usus
Beberapa ciri-ciri atau gejala infeksi usus antara lain:
1. Tidak nafsu makan
Sistem pencernaann akan mulai ngambek karena sedang meradang. Kehilangan nafsu makan merupakan gejala infeksi usus yang sering terjadi serta menjadi tanda adanya masalah pencernaan lainnya.
2. Mual
Hilangnya nafsu makan sering disertai dengan mual, sering digambarkan sebagai perasaan ingin muntah.
3. Sakit perut
Ketika infeksi menjadi lebih parah maka seseorang akan merasakan nyeri atau sakit di daerah perut. Tingkat keparahan rasa sakit ini akan tergantung pada lokasi dan penyebab infeksi usus.
4. Kram perut
Bakteri penyebab infeksi biasanya akan menyebabkan kram di perut. Kram akan sering berlangsung selama 3-4 menit pada suatu waktu, dan dapat menjadi semakin parah dan semakin sering.
5. Demam
Badan panas atau demam merupakan gejala umum terjadinya infeksi. Tidak hanya pada infeksi usus. Jadi, ketika terjadi gangguan pencernaan dan disertai demam, maka bisa dicurigai seseorang terkena infeksi usus.
6. Sembelit
Jika seseorang jarang makan, mungkin ia akan mulai mengalami sembelit. Hal ini juga menjadi gejala infeksi usus yang sering terjadi oleh cacing usus.
7. Diare
Ketika patogen (organisme penyebab) bergerak lebih jauh ke dalam saluran pencernaan, maka dapat menyebabkan diare karena bisa saja terjadi iritasi pada usus ataupun tubuh berusaha untuk membersihkannya dengan cara membuangnya lewat BAB, ini juga merupakan gejala infeksi usus yang paling sering terjadi.
8. Sakit kepala
Seiring dengan demam dan terjadinya dehidrasi karena diare dan kurang cairan, sakit kepala pun dapat muncul.
Apa penyebab infeksi usus?
Infeksi usus sering juga melibatkan lambung, oleh karena itu disebut juga dengan infeksi gastrointestinal (gastro yaitu lambung, intestinal adalah usus). Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah besar mikroorganisme, beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Adenovirus
Virus ini dapat menyebabkan diare, demam, konjungtivitis, infeksi kandung kemih dan ruam, tetapi gejala yang paling umum adalah penyakit pernapasan. Ini merupakan penyebab tersering kedua diare pada anak setelah rotavirus.
2. Campylobacter
Salah satu bakteri yang menjadi penyebab tersering infeksi usus di seluruh dunia dan sering pada anak di bawah dua tahun. Ditandai dengan diare (kadang berdarah), kram perut, muntah dan demam. Sering melalui makanan mentah atau kurang matang atau melalui susu yang terkontaminasi.
3. Clostridium difficile
Bakteri ini bertanggung jawab sampai 25% kasus diare terkait antibiotik yang paling sering terjadi di rumah sakit. Pasien usia lanjut dan daya tahan tubuh lemah yang paling berisiko. Strain C. difficile sering menyebabkan wabah, peningkatan morbiditas dan mortalitas.
4. Escherichia coli
Merupakan penyebab utama penyakit diare di negara berkembang, terutama di kalangan anak-anak. E. coli didapat melalui konsumsi air yang terkontaminasi dengan kotoran manusia atau hewan.
5. Helicobacter pylori
Merupakan penyebab gastritis dan berhubungan dengan perkembangan ulkus lambung (infeksi lambung) dan duodenum. Gejalanya berupa sakit perut atau mual, tetapi dalam banyak kasus tidak ada gejala.
6. Rotavirus
Merupakan penyebab tersering diare pada anak-anak dan bayi dan bertanggung jawab untuk kasus yang paling parah.
7. Salmonella dan Shigella
Salmonella merupakan bakteri yang juga menyebabkan penyakit tipes. Gejala akut termasuk mual, muntah, kram perut, diare, demam, dan sakit kepala. Sedangkan Shigella sering ditemukan dalam air yang tercemar kotoran manusia. Gejala Shigellosis (disentri basiler) meliputi nyeri perut, kram, diare dengan feses disertai darah dan lendir, demam, dan muntah.
8. Staphylococcus aureus
Merupakan bakteri tersering yang menyebabkan keracunan makanan, ditandai dengan tiba-tiba mual, kram, muntah, dan diare yang berlangsung 1-2 hari. Patogen oportunistik ini dapat ditemukan pada manusia (kulit, luka terinfeksi, hidung dan tenggorokan) dan telah dikaitkan dengan berbagai makanan, termasuk daging dan produk daging, unggas dan produk telur, salad, produk roti, dan produk susu.
Pengobatan infeksi usus
Dehidrasi adalah bahaya utama infeksi usus, sehingga rehidrasi merupakan penanganan yang begitu penting. Oleh karena itu, diagnosis yang cepat, pengobatan yang tepat dan pengendalian infeksi merupakah hal yang sangat penting.
- Rehidrasi. Pemberian cairan secara oral (lisan) dan kadang-kadang intravena melalui infus.
- Obati demam. Demam yang muncul dapat diredakan dengan obat penurun panas seperti parasetamol.
- Antibiotik merupakan obat infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri, biasanya pada kasus yang sangat parah.
Ingat, antibiotik tidak dianjurkan untuk mengobati infeksi usus yang disebabkan oleh virus. Bukannya mengatasi masalah, melainkan malah dapat menyebabkan efek samping dan meningkatkan risiko berkembangnya bakteri resisten.
Cara mencegah infeksi usus
Ketika seseorang menderita infeksi usus, maka harus berhati-hati agar infeksi itu tidak menyebar ke orang lain. Cara terbaik untuk mencegah infeksi gastrointestinal agar tidak menular dan agar kondisi cepat membaik, antara lain:
- Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum memasak atau makan dan setelah menggunakan kamar mandi.
- Cuci semua makanan dengan hati-hati dan masak sampai benar-benar matang. Hal ini untuk membantu mengurangi risiko bertambahnya infeksi dan memperburuk penyakit saat ini.
- Konsumsilah makanan cair untuk memastikan bahwa tubuh tetap terhidrasi dan mendapatkan elektrolit yang diperlukan. Ketika sudah dapat makan makanan padat, dokter akan mengganjurkan untuk makan buah-buahan dan sayuran yang tinggi nutrisi untuk membantu mendapatkan kembali vitamin dan mineral yang hilang.
- Hindari makanan yang sulit dicerna atau yang dapat mengiritasi seperti daging merah, produk susu, dan makanan pedas sampai pencernaan benar-benar pulih.
Kapan harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang parah termasuk muntah ekstrim, diare yang mengandung darah, kelemahan, atau tanda-tanda dehidrasi, sangat penting untuk mencari bantuan medis segera
0 comments:
Posting Komentar