Pengertian Parenting Islami & 10 Cara Mendidik Anak Menurut Ajaran
Isla
Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tua. Hatinya yang masih bersih – suci merupakan permata yang indah, bila kita mengasah dengan penuh kebaikan. Kemudian, pahala pun akan mengalir dan dinikmati untuk kedua orangtuanya maupun semua orang yang mendidiknya.
Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :
Pengertian Parenting Islami
Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.
Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak
- Merawat dan mendidik dengan pendidikan Islam
- Memberi anak pendidikan intelektual
- Memberi anak perlindungan
- Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
- Memberi kasih sayang
Jenis-jenis parenting :
- Otoriter
Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.
- Permisif
Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.
- Otoritatif
Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak. Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.
- Mindful
Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.
- Islami
Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.
Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan
Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:
Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :
Pengertian Parenting Islami
Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.
Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak
- Merawat dan mendidik dengan pendidikan Islam
- Memberi anak pendidikan intelektual
- Memberi anak perlindungan
- Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
- Memberi kasih sayang
Jenis-jenis parenting :
- Otoriter
Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.
- Permisif
Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.
- Otoritatif
Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak. Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.
- Mindful
Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.
- Islami
Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.
Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan
Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:
Mungkin ada beribu-ribu cara untuk bisa mengajarkan anak menjadi perilaku yang baik, dan tak lepas dari pengawasan dan didikan orangtua. Diantaranya :
- Buatlah Hati Anak Terhubung Dengan Allah (Akhlak)
Pahala yang paling baik, paling besar dan paling sempurna yang anda peroleh adalah menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam hati anak sedini mungkin. Prinsip yang bisa kita lakukan diantaranya:
- Menanamkan iman sejak dini
Untuk mencintai Allah dan Rasulnya, takut akan siksaan-Nya, dan mengharap pahala dari-Nya. Dengan cara berupaya Anda berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah (Asmaul husna) beserta keharusan untuk mengesakan Allah.
- Tanamkanlah rasa hormat kepada Al-Qur’an
Jadikanlah dirinya untuk berpegang teguh pada etika-etika membaca Al Qur’an , seperti membaca ta’awwudz, membaca basmallah, memuliakan mushaf Al-Qur’an juga mendengarkan lantunan ayat suci sambil melakukan perenungan.
- Ajarkan anak tentang dzikir-dzikir dan etika Nabi SAW
Hal ini disebabkan karena dzikir akan berpengaruh terhadap perilaku anak senantiasa mengingat Allah, sehingga jiwa sang anak akan tumbuh dengan baik, sementara fitrah (nalurinya) akan selamat dari berbagai penyimpangan.
- Ajari dan Perhatikan Ibadah Salat
Awasilah perkembangan anak selama 5 tahun, karena sisanya anda akan mendapati nikmat sisa umur dengan tenang. Di usia tersebut merupakan fase pertama masa pertumbuhan. Cobalah untuk membiasakan anak Anda melaksanakan ibadah sholat dan beramal shaleh. Seorang pendidik yang baik akan mengikuti perkembangan anak dengan senang hati. Ibaratkan bersusah-susahlah dahulu selama lima tahun. Semangat, Bun…
Dan jika anak sudah hampir mendekati 7 tahun, selalu ingatkan ketika azan sudah berkumandang untuk mempersiapkan diri untuk sholat. Hal ini dimaksudkan agar jiwanya siap menghadapi dan lebih mudah mendidik di kemudian hari.
- Ajari Anak Sikap Menghormati dan Sikap Menghargai Orang Tua
Jadilah teladan untuk anak, dan cukup tunjukan dengan tindakan sederhana seperti meluangkan waktu berkumpul dan berbicara agar terciptanya rasa saling keterbukaan, cobalah untuk berdiskusi dan bantulah mengajari anak anda untuk mengambil keputusan yang bijak, dan usahakan ketika berbicara jauhkan ponsel agar anak anda merasa dihargai setiap ucapannya.
- Ajarkanlah Kepada Anak Tentang Sifat Amanah
Dalam hal ini, cara terbaik sebagai ibu adalah untuk menghormati hak-hak yang dimiliki oleh anak. Maka dari itu, janganlah Anda membiarkan salah seorang pun menzaliminya dengan cara mengambil barang-barang miliknya, dengan cara seperti itu, dia pun akan terbiasa menghormati hak-hak orang lain.
Jika anak menggunakan barang milik orang lain, maka hadapilah sikapnya tanpa menakut-nakuti atau pun mengintrogasi seperti halnya pencuri. Atau berteriak “Ini punya siapa? Kamu nyuri yah?!”, karena anak jika di pojokan seperti itu, justru bisa terjadi hal yang mungkin akan merasa dirinya tidak berharga lagi dan terkadang menjadi ceroboh, melakukan hal yang mungkin tidak baik.
Seorang ibu cerdas akan memanfaatkan kesempatan momen yang tepat untuk memberikan pengarahan dengan cara tidak langsung.
- Ajari Anak Untuk Belajar Bersabar
Mungkin sebagian orang kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi situasi, banyak hal yang kita sadari untuk menjadi seseorang yang sabar. Tak lupa, orang tua adalah role model seorang anak yang akan mengikuti kelakuan orang tua terutama Ibu. Maka dari itu, sebelumnya kesabaran diri itu penting bagi sendiri sehingga anak bisa mengikuti apa yang orang tua harapkan menjadi seorang penyabar. Jadi, bagaimana melatih kesabaran anak?
Cobalah beri kesempatan, seperti latihan menunggu. Mungkin saat anak lapar, Anda sibuk memasak dan berilah pengertian kepada anak untuk menunggu beberapa saat “Sabar ya Nak, ibu bikin dulu sup. Tunggu 5 menit lagi ya.. ” dengan intonasi yang lembut.
- Menumbuhkan Semangat dan Pantang Menyerah
Akan baiknya sikap pantang menyerah ditanamkan sejak usia balita. Dengan cara, jika anak telah mampu menangkap penyampaian Anda, Anda bisa menggunakan dengan cara memberikan dongeng atau cerita-cerita sebelum tidur dengan tema yang relate dengan kehidupan penuh semangat.
Dan berikan dorongan untuk memberi permainan juga kesempatan agar anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Kurangi batasan mental seperti mengucapkan “Jangan” ,”Tidak Boleh”, ”Bukan Begitu”, tetapi gunakanlah kalimat pengganti yang lebih positif, misalnya:
- Jangan nonton deket-deket TV = ” Dek, nontonnya agak mundur yah biar gak sakit mata”
- Jangan kesana = “Lewat sini aja yuk, nanti ada ayam”
- Jangan teriak-teriak = “Iya nak, ibu sudah denger. Tunggu sebentar ya…”
- Memupuk rasa percaya diri anak
Hal yang membuat anak merasakan bahwa dirinya dihargai dan memiliki kebebasan, dan memunculkan perasaan positifnya adalah dengan memanggil panggilan julukan / kesayangan. Karena setiap anak memiliki hak rasa cinta dari kedua orang tua, bukan hanya rasa cinta yang diberikan orang lain. Maka dari itu, selalu memberikan kepercayaan penuh kepadanya & memotivasinya agar menjadi anak yang baik dan percaya diri. Atau contohnya, saat membeli baju, biarkanlah ia memilih baju yang ia sukai.
Perhatian untuk orang tua! 3 hal penting yang harus kita hindari ketika bersama anak
- Janganlah marah, tetap tenang – Memang rasa kesal dan amarah tanpa disadari teriakan kita bisa terdengar tetangga karena ulah anak sendiri, hingga ada saja orang tua menyikapi dengan cara memukulnya. Tapi cobalah untuk bersikap tenang lalu pilihlah sikap bijak untuk menghadapi solusi tersebut. Karena, kemarahan seorang ibu mempengaruhi lebih besar terhadap proses pembentukan kepribadian anak.
- Jangan berlebihan memanjakan anak / memenuhi seluruh permintaanya – Karena sikap memanjakan anak secara berlebihan, akan berdampak anak menjadi egois, ia merasa diterima di masyarakat karena ulah orang tua yang terlalu memanjakan anak. Maka dari itu, batasilah setiap keinginan yang mungkin tidak terlalu ia butuhkan. Tetapi tetap support kebaikan-kebaikan yang ia jalani.
- Hindari berkata kasar – Jadikanlah diri anda sebaik mungkin dari sikap, tutur kata, sopan santun, Karena anda adalah seorang teladan bagi anak. Dan anak akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan sekelilingnya. Maka dari itu, hal sepele dalam berucap pun harus kita jaga, dan harus anda ingat pula, lingkungan akan menjadi keseharian dan merubah perilaku dan sifat anak. Usahakan kita berada dilingkungan yang baik ya Bun…
Tidak afdol rasanya jika mempelajari sesuatu tanpa membaca buku, beberapa Buku Rekomendasi Best Seller dan Terbaik di Gramedia tentang Parenting Islami :
Tips Untuk Orang Tua Pendidik Anak :
- Luangkanlah waktu untuk diri sendiri agar kejiwaan (pikiran) anda tetap stabil
- Meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar tanpa lelah
- Hindarilah perselisihan suami istri di hadapan anak kecil
- Berdo’alah untuk anak anda, agar segala doa akan dikabulkan. Dan berdo’alah & bertutur kata yang baik-baik.
0 comments:
Posting Komentar