Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel 3 Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak; salah satu kewajiban orang tua Muslim adalah memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah SWT agar kelak mereka menjadikan Allah sebagai sumber kebahagiaan mereka.
Mereka taat kepada Allah karena paham perintah Allah membuat mereka tentram. Menjaga sikap dan berbuat baik kepada sesama, karena mereka sadar, itu adalah perintah Allah yang digariskan kepada mereka demi kebahagiaan mereka pula. Dan terakhir, agar kelak mereka mengenal Allah dan menjadikanNya sebagai temapat bergantung dan meminta pertolongan.
Agar Anak Mengenal Allah, Lakukan Langkah-langkah yang Tepat
Seperti cara mendidik anak yang lainnya; modal utama kita untuk mendidik putra-putri kita, adalah keteladanan. Jadi, bila kita ingin kelak anak-anak kita mengenal Allah dengan baik, maka kita pun harus mengenal Allah dengan baik pula.
Setelah diri kita mengenal Allah (dan selalu berproses untuk semakin mengenalNya), maka kini saatnya kita mengenalkan Allah kepada anak-anak kita. Dan berikut adalah tahapan untuk mendidik agar anak Anda mengenal Allah:
1. Memperdengarkan kalimat “Laa Illaaha Illallah” pada saat ia lahir
Kalimat tauhid inilah yang pertama kali harus kita perdengarkan di awal kehidupan anak-anak kita. Sehingga kalimat itu membekas dan menjadi cahaya bagi hati mereka.
Rasullullah saw pernah bersabda:”Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Laa Illaaha Illallah”.
Dan sesuai dengan ajaran Nabi tersebut, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq radiyallhau ‘anhu dalam kitab Al-Amali menuliskan, ketika anak kecil berusia 3 tahun maka ajarkan kepadanya “Laa Illaaha Illallah” sebanyak 7 kali. Kemudian biarkan ia sampai usia 3 tahun 3 bulan, lalu ajarkan padanya, “Muhammad Rasulullah” sebanyak 7 kali.”
Akan lebih baik bila ibulah yang senantiasa mengajarkan kalimat-kalimat tersebut. Karena suara ibu berbeda dari suara-suara yang lain. Bahkan menurut penelitian para ahli, cara ibu berbicara atau berucap, akan lebih menguatkan pesan pada diri anak.
2. Mengajaknya untuk melakukan shalat sedari kecil
Shalat adalah sarana kita untuk berhubungan (berkomunikasi) dengan Allah. Karena itu wajib bagi orang tua Muslim untuk mengajarkannya semenjak dini. Seorang ibu yang hamil dan senantiasa menjaga waktu-waktu shalat, sebetulnyalah telah mengajarkan shalat kepada calon anaknya kelak.
Setelah anak lahir, kita dapat mendudukannya atau mengajaknya shalat bersama. Bagi balita terlebih batita, terkadang hal ini sulit dilakukan karena biasanya mereka akan bosan berdiam diri dalam waktu yang cukup lama. Hal seperti ini tidak perlu dipermasalahkan, tetaplah telaten mengajaknya. Yang penting mereka melihat kita shalat tepat waktu lima kali dalam sehari semenjak dini. Kelak ketika mereka berusia 2 tahun kita dapat mengenalkan shalat kepada mereka melalui dongeng, dan kemudian berahap kepada cara berwudhu, shalat berjamaah dan seterusnya. (Kami akan membahas tentang tahapan mengenalkan shalat kepada anak, pada artikel berikutnya.)
3. Memperkenalkan sifat-sifat Allah kepada anak
Mengajak anak mengenal Allah bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah; terlebih kepada balita, dimana konsep pemikiran mereka masih segala sesuatu yang bersifat konkret. Terlebih membuat mereka mengerti sekaligus memahami bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang ada di bumu ini. Untuk itu penjelasan yang diberikan juga harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya konkret, menuju abstrak. Misalkan ketika anak sakit maka kita dapat mengatakan, “Kakak minum obat dulu, ya. Setelah itu berdoa kepada Allah, semoga Allah yang Maha Berkehendak segera menyembuhkan Kakak.”
Mengenalkan Allah melalui sifat, dan namanya juga dapat dilakukan melalui dongeng, seperti buku seri “Mengenal 99 nama dan sifat Allah”.
4. Mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya serta mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
Dalam suasana santai kita juga dapat mengajak anak untuk mengenal Allah. Seperti ketika mengajarkan anak untuk mengenal bagian-bagian tubuhnya; maka kita dapat mengatakan, “Subhanallah, Allah memang Maha Sempurna, ya, lihat tangan dan kaki adik Allah bentuk dengan begitu sempurna,” atau mengajaknya bersyukur karena lingkungan rumah yang sudah tidak banjir lagi.
Hal-hal sekecil apapun dapat kita kaitkan dengan sifat-sifat Allah. Dongeng, momen-momen menggembirakan anak, juga dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan anak kepada Allah.
5. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah lagi
Seperti yang Ustadz Yusuf Mansur sering ajarkan dalam setiap dakwahnya; apabila kita menginginkan sesuatu atau memiliki sebuah cita-cita; maka alangkah baiknya jika di awal kita “ceritakan” keinginan tersebut kepada Allah. Tujuannya agar Allah meridhoi dan memudahkan jalan kita. Setelah itu, sebelum melakukan ikhtiar, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dan kemudian iringi usaha tersebut dengan kepasrahan akan hasil terbaik menurut Allah SWT.
Jika kita senantiasa melakukan hal di atas, secara tidak langsung anak pun akan belajar untuk selalu menyertakan Allah disetiap keinginnanya. Kita juga dapat membiasakan berucap “Insya Allah” saat anak meminta kita untuk berjanji, atau mengjak anak berdoa ketika ia menginginkan sesuatu. Contoh “Mari kita berdoa kepada Allah, semoga Allah memudahkan dan menambah rejeki ayah dan ibu, sehingga ayah bisa segera membelikan mainan yang adik inginkan.”
0 comments:
Posting Komentar