... Januari 2022 ~ Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan
Jam Digital

Jumat, 21 Januari 2022

 

 
Newspublic99.blogspot.co.id - Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang saleh. Allah memberi mukjizat kepadanya sehingga dapat memahani bahasa binatang dan menundukkan bangsa jin. Beliau sangat berwibawa dan ditakuti semua anak buahnya.

Suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, binatang, dan para jin. Mereka semua berkumpul memenuhi undangan sang Raja di balairung. Semua jenis binatang, besar dan kecil datang menghadiri pertemuan itu. Setelah semua diperiksa, maka Nabi Sulaiman mengetahui bahwa burung Hud-hud ternyata tidak hadir.

Sebenarnya burung hud-hud ini adalah mata-mata pasukan Nabi Sulaiman, yang bertugas mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang apa saja yang patut diketahui oleh Nabi Sulaiman. Melihat keterlambatan burung hud-hud ini, Nabi Sulaiman terlihat agak jengkel sambil bertanya,"Di manakah burung Hud-hud, mengapa belum kelihatan. Padahal tugasnya sangat penting, yakni mencari sumber mata air baru."

Melihat hal ini, semua pasukan yang hadir tidak berani menjawab. Manakala Raja Sulaiman berhenti bicara, tiba-tiba burung Hud-hud datang. Tampaknya ia habis terbang jauh dan dengan kecepatan tinggi, hingga ia tersengal-sengal.

"Wahai Hud-hud, tidakkah kau sadari kesalahanmu, apakah kau tidak tahu kalau sekarang aku mengadakan pertemuan? Tapi kau datang terlambat!".

"Ampun baginda raja, sesungguhnya aku baru saja mengadakan perjalanan jauh sampai ke suatu negeri yang engkau tidak pernah mengetahuinya. Negeri ini bernama kerajaan Saba'. Kerajaan ini diperintah oleh seorang wanita. Keadaan negeri ini sangat makmur. Namun sayang, mereka menyembah matahari," kata burung hud-hud menceritakan pengalamannya.
Tetapi Raja Sulaiman tidak serta merta mempercayai kabar tersebut.

Untuk membuktikan kebenaran dari ucapan burung hud-hud, Nabi Sulaiman menuliskankan surat, dan meminta burung hud-hud untuk mengirimkannya kepada sang ratu penguasa negeri Saba yang bernama Balqis. Karena untuk bisa sampai ke negeri Saba. burung hud-hud harus menerjang hembusan angin yang sangat kencang, maka burung hud-hud meminta kepada Raja Sulaiman untuk membungkus surat itu dalam sampul emas yang tahan terhadap angin. Dan akhirnya terbanglah burung hud-hud menuju negeri Saba.

Tibalah burung hud-hud di negeri Saba. Sesampainya di sana, diam-diam burung hud-hud menjatuhkan surat itu tepat mengenai kepala sang ratu hingga membuatnya terbangun. Ia membuka sampul surat itu dan membacanya. 

"Surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya surat berbunyi,'Dengan Nama Allah, Maha Pemurah dan Maha Penyayang.' Bahwa janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS An-Naml: 30-31).

Itulah kalimat awal pembuka yang ditulis Sulaiman. Selanjutnya sang Raja menambahkan untuk mengajak ratu Balqis untuk masuk Islam dan menghentikan cara ibadah menyembah matahari. Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis mengadakan pertemuan dengan para menterinya, untuk membicarakan bagaimana menghadapi sikap raja lain yang berani mencegah kerajaan Saba' menyembah matahari. Semua itu diperhatikan oleh burung hud-hud tanpa tertinggal sedikitpun, dan ia jadikan sebagai bahan laporan untuk Raja Sulaiman.

Kembalilah burung hud-hud ke Sulaiman. Melihat burung hud-hud kelelahan akibat terbang dalam jarak jauh, Nabi Sulaiman pun menjulurkan tangannya sehingga burung hud-hud bisa hinggap di tangan Nabi Sulaiman. Beliau kemudian berkata,"Hai hud-hud, sampaikanlah laporanmu kepadaku!"

Kemudian burung hud-hud menceritakan semuanya dari mulai sang ratu membuka surat hingga mengumpulkan semua menterinya untuk membicarakan langkah apa yang akan diambil sehubungan surat Nabi Sulaiman tersebut. Sang ratu meminta saran yang terbaik dari para menterinya. Rupanya sang ratu merasa khawatir, bila Sulaiman beserta bala tentaranya akan menyerang negeri Saba. Untuk itu, Ratu Balqis berkeinginan untuk mengirimkan seorang utusan kepada Nabi Sulaiman sambil membawa hadiah-hadiah yang menarik. Mendengar cerita hud-hud, Nabi Sulaiman pun tersenyum.

Akhirnya utusan dari negeri Saba pun pergi ke kerajaan Sulaiman. Utusan itu disambut dengan ramah tamah oleh Nabi Sulaiman. Setelah mendengar uraian utusan itu, maka Raja Sulaiman pun berkata,"Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain. Selain itu aku telah diutus sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas serta kekuasaanku meliputi jin dan binatang-binatang."

Utusan Ratu Balqis segera kembali ke negerinya dan langsung menemui ratunya. Sementara sang Ratu terperanjat mendengarkan cerita tentang kerajaan Sulaiman dan utusannya. Diam-diam Ratu Balqis sangat ingin melihat dari dekat bagaimana kerajaan Sulaiman.Dalam hatinya ingin menaklukkan dan menguasai kerajaan itu.

Pada saat yang ditentukan, Ratu Balqis membawa laskarnya yang terpilih. Mereka berangkat menuju kerajaan Sulaiman. Sementara itu mata-mata kerajaan Sulaiman yang terdiri dari para jin memberitahukan kepada sang raja bahwa tak lama lagi Ratu Balqis akan datang bersama laskar pilihannya. Maka Raja Sulaiman mengumpul para jin dengan maksud memberi tugas penting.

"Siapa yang bisa memindahkan singgsana Ratu Balqis?" tanya Nabi Sulaiman. "Saya sanggup memindahkannya, sebelum Tuan berdiri dari tempat duduk,"jawab jin Ifrit. "Kalau saya sanggup memindahkannya sebelum mata Tuan berkedip," kata orang saleh dari kaum Nabi Sulaiman. Pada saat itu juga singgasana Ratu Balqis sudah berada di depan Nabi Sulaiman. Melihat hal itu, Nabi Sulaiman langsung bersungkur sujud dan bersyukur kepada Allah atas kekuasaan Allah yang telah diperlihatkan kepadanya.

Beliau pun memerintahkan bangsa jin untuk membangun sebuah istanaa yang sangat indah. Lantainya terbuat dari kristal bening. Dindingnya dari kayu cendana yang harum. Atapnya terbuat dari kaca sehingga cahaya matahari  dapat dibiaskan menjadi tujuh warna. Beliau memerintahkan agar pembangunan istana itu diselesaikan sesegera mungkin sebelum Ratu Balqis datang.

Tak lama kemudian, tibalah Ratu Balqis di kerajaan Sulaiman. Ia menyarankan agar para laskar yang mengawalnya cukup berhenti di luar kota untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Ratu Balqis hanya dikawal beberapa orang pembesar memasuki istana Raja Sulaiman. Ia benar-benar takjub dengan kemegahan dan kemewahan kerajaan tersebut. Berkali-kali mulutnya berdecak kagum dan kepala bergeleng-geleng. Ratu Balqis dipersilahkan duduk di singgasana yang telah dipersiapkan.

"Wah, rasanya seperti singgasana di kerajaanku?" gumam Balqis terkagum-kagum. "Benarkah?", tanya Raja Sulaiman. "Ya, ini benar-benar persis seperti singgasanaku."

"Ketahuilah bahwa singgasana ini memang benar-benar milikmu. Singgasana ini kupindahkan ke mari sebelum engkau datang," Nabi Sulaiman menjelaskan.

Ratu Balqis semakin heran dengan kemukjizatan Sulaiman. Akhirnya di saat itulah dia menyatakan beriman kepada Allah dan meninggalkan cara lama, yakni kebiasaan menyembah matahari.

Mendengar pernyataan ini, Raja Sulaiman senag hatinya. Ia lalu mengajak Ratu Balqis berkeliling-keliling istana. Lagi-lagi ratu dibuat takjub ketika memasuki lantai kaca yang dikiranya air, sehingga ia buru-buru mengangkat gamis (baju panjangnya).

"Tak usah mengangkat gamismu, ini bukan air, tetapi hanya lantai kaca" kata Sulaiman sambil tersenyum. Semenjak itulah antara kerajaan Saba dan kerajaan Sulaiman bekerja sama dengan baik, karena seiman/seagama. Ratu Balqis mengharuskan rakyatnya memeluk agama nabi Sulaiman Alaihis Salam (Islam). Akhirnya Ratu Balqis yang cantik itu pun diperistri oleh Nabi Sulaiman, dan kerajaan dijadikan satu.

 



                               Mengajar Anak Mengenal Allah
Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel 3 Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak; salah satu kewajiban orang tua Muslim adalah memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah SWT agar kelak mereka menjadikan Allah sebagai sumber kebahagiaan mereka.
Mereka taat kepada Allah karena paham perintah Allah membuat mereka tentram. Menjaga sikap dan berbuat baik kepada sesama, karena mereka sadar, itu adalah perintah Allah yang digariskan kepada mereka demi kebahagiaan mereka pula. Dan terakhir, agar kelak mereka mengenal Allah dan menjadikanNya sebagai temapat bergantung dan meminta pertolongan.
Agar Anak Mengenal Allah, Lakukan Langkah-langkah yang Tepat
Seperti cara mendidik anak yang lainnya; modal utama kita untuk mendidik putra-putri kita, adalah keteladanan. Jadi, bila kita ingin kelak anak-anak kita mengenal Allah dengan baik, maka kita pun harus mengenal Allah dengan baik pula.
Setelah diri kita mengenal Allah (dan selalu berproses untuk semakin mengenalNya), maka kini saatnya kita mengenalkan Allah kepada anak-anak kita. Dan berikut adalah tahapan untuk mendidik agar anak Anda mengenal Allah:

1. Memperdengarkan kalimat “Laa Illaaha Illallah” pada saat ia lahir
Kalimat tauhid inilah yang pertama kali harus kita perdengarkan di awal kehidupan anak-anak kita. Sehingga kalimat itu membekas dan menjadi cahaya bagi hati mereka.
Rasullullah saw pernah bersabda:”Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Laa Illaaha Illallah”.
Dan sesuai dengan ajaran Nabi tersebut, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq radiyallhau ‘anhu dalam kitab Al-Amali menuliskan, ketika anak kecil berusia 3 tahun maka ajarkan kepadanya “Laa Illaaha Illallah” sebanyak 7 kali. Kemudian biarkan ia sampai usia 3 tahun 3 bulan, lalu ajarkan padanya, “Muhammad Rasulullah” sebanyak 7 kali.”
Akan lebih baik bila ibulah yang senantiasa mengajarkan kalimat-kalimat tersebut. Karena suara ibu berbeda dari suara-suara yang lain. Bahkan menurut penelitian para ahli, cara ibu berbicara atau berucap, akan lebih menguatkan pesan pada diri anak.

 2. Mengajaknya untuk melakukan shalat sedari kecil
Shalat adalah sarana kita untuk berhubungan (berkomunikasi) dengan Allah. Karena itu wajib bagi orang tua Muslim untuk mengajarkannya semenjak dini. Seorang ibu yang hamil dan senantiasa menjaga waktu-waktu shalat, sebetulnyalah telah mengajarkan shalat kepada calon anaknya kelak.
Setelah anak lahir, kita dapat mendudukannya atau mengajaknya shalat bersama. Bagi balita terlebih batita, terkadang hal ini sulit dilakukan karena biasanya mereka akan bosan berdiam diri dalam waktu yang cukup lama. Hal seperti ini tidak perlu dipermasalahkan, tetaplah telaten mengajaknya. Yang penting mereka melihat kita shalat tepat waktu lima kali dalam sehari semenjak dini. Kelak ketika mereka berusia 2 tahun kita dapat mengenalkan shalat kepada mereka melalui dongeng, dan kemudian berahap kepada cara berwudhu, shalat berjamaah dan seterusnya. (Kami akan membahas tentang tahapan mengenalkan shalat kepada anak, pada artikel berikutnya.)
3. Memperkenalkan sifat-sifat Allah kepada anak
Mengajak anak mengenal Allah bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah; terlebih kepada balita, dimana konsep pemikiran mereka masih segala sesuatu yang bersifat konkret. Terlebih membuat mereka mengerti sekaligus memahami bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang ada di bumu ini. Untuk itu penjelasan yang diberikan juga harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya konkret, menuju abstrak. Misalkan ketika anak sakit maka kita dapat mengatakan, “Kakak minum obat dulu, ya. Setelah itu berdoa kepada Allah, semoga Allah yang Maha Berkehendak segera menyembuhkan Kakak.”
Mengenalkan Allah melalui sifat, dan namanya juga dapat dilakukan melalui dongeng, seperti buku seri “Mengenal 99 nama dan sifat Allah”.

4. Mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya serta mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
Dalam suasana santai kita juga dapat mengajak anak untuk mengenal Allah. Seperti ketika mengajarkan anak untuk mengenal bagian-bagian tubuhnya; maka kita dapat mengatakan, “Subhanallah, Allah memang Maha Sempurna, ya, lihat tangan dan kaki adik Allah bentuk dengan begitu sempurna,” atau mengajaknya bersyukur karena lingkungan rumah yang sudah tidak banjir lagi.
Hal-hal sekecil apapun dapat kita kaitkan dengan sifat-sifat Allah. Dongeng, momen-momen menggembirakan anak, juga dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan anak kepada Allah.

5. Allah dulu, Allah lagi, dan Allah lagi
Seperti yang Ustadz Yusuf Mansur sering ajarkan dalam setiap dakwahnya; apabila kita menginginkan sesuatu atau memiliki sebuah cita-cita; maka alangkah baiknya jika di awal kita “ceritakan” keinginan tersebut kepada Allah. Tujuannya agar Allah meridhoi dan memudahkan jalan kita. Setelah itu, sebelum melakukan ikhtiar, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu. Dan kemudian iringi usaha tersebut dengan kepasrahan akan hasil terbaik menurut Allah SWT.
Jika kita senantiasa melakukan hal di atas, secara tidak langsung anak pun akan belajar untuk selalu menyertakan Allah disetiap keinginnanya. Kita juga dapat membiasakan berucap “Insya Allah” saat anak meminta kita untuk berjanji, atau mengjak anak berdoa ketika ia menginginkan sesuatu. Contoh “Mari kita berdoa kepada Allah, semoga Allah memudahkan dan menambah rejeki ayah dan ibu, sehingga ayah bisa segera membelikan mainan yang adik inginkan.”

 


Sebagai orangtua, kita sering tak sengaja berteriak pada anak-anak. Sekalipun tahu bahwa itu bukan hal baik, kita hanya tak tahu cara menghentikannya.

Ada banyak hal menyebalkan yang terjadi saat mengasuh anak. Sekalipun kita sudah membekalinya dengan beragam teori pola pengasuhan, yang terjadi di kenyataannya seringkali jauh lebih susah sehingga secara tak sengaja kita melakukan pelanggaran parenting, misalnya berteriak pada anak-anak.
Berteriak pada anak-anak tak hanya buruk untuk perkembangan anak, namun juga membuat Anda tampak seperti orangtua yang buruk. Sayangnya, sekuat apapun Anda menghindarinya, kadang teriakan frustasi pada anak acapkali keluar tanpa sadar, terutama saat Anda benar-benar sudah lelah.
Berikut 10 cara sederhana yang akan membuat Parents berhenti berteriak pada anak-anak:

1. Bayangkan pengalaman yang akan dialami oleh anak dan reaksinya terhadap Anda

Secara psikologis, seseorang akan lebih mengingat peristiwa buruk dalam hidupnya daripada peristiwa menyenangkan. Apakah Anda mau dikenang oleh anak sebagai orangtua yang suka marah-marah?
Reaksi yang anak tampilkan saat Anda berteriak padanya bisa jadi beragam. Namun, Anda perlu mengingat bahwa ia tidak akan pernah melupakan teriakan Anda sekalipun Anda akan melupakannya besok saat mengajak anak jalan-jalan.

2. Jangan terjebak pada teriakan

Jika otot rahang dan tenggorokan Anda mulai menegang dan volume Anda lebih keras dari biasanya, maka itu menunjukkan waktu yang tepat untuk berhenti bersuara. Ambil nafas dalam-dalam, hitung 1... 2... 3... 4 dan seterusnya dalam hati, dan tarik nafas dalam-dalam lagi.
Jika ini kurang melegakan, pergilah ke ruangan kedap suara. Jika ruangan kedap suara tak ada, Anda bisa memasukkan kepala Anda di dalam air dan berteriaklah di sana.
Artikel terkait: Cara menghentikan balita yang suka teriak-teriak

3. Mengakui bahwa berteriak pada anak-anak adalah metode yang tidak efektif

Tegas sama sekali berbeda dengan galak. Selain itu, anak hanya akan menganggap bahwa Anda adalah orangtua yang cerewet terhadap banyak hal dalam hidupnya. Selain itu, alih-alih dituruti oleh anak, Anda hanya akan tampak seperti orang yang tidak berwibawa di matanya.

4. Menyadari bahwa teriakan Anda tidak akan baik untuk keluarga

Berteriak tidak akan baik untuk tubuh Anda yang lelah, apalagi bagi yang mendengarnya. Selain itu, berteriak pada anak-anak akan membawa masalah baru di dalam keluarga terutama jika pasangan juga tidak setuju dengan cara Anda berteriak pada anak-anak.

5. Berkomitmen untuk berhenti meneriaki anak

Seperti kebiasaan buruk lain, dibutuhkan rutinitas dan komitmen untuk membuat Anda benar-benar berhenti untuk berteriak. Sekali dua kali secara tak sengaja Anda akan tetap berteriak, namun itu adalah tanda bahwa komitmen yang Anda buat untuk diri sendiri harus makin diperkuat.
Konon, butuh waktu hanya dua minggu untuk membuat sebuah kebiasaan baik maupun buruk. Maka, gunakan metode tersebut untuk membuat Anda berhenti berteriak.
Setiap kali Anda terlanjur berteriak, catatlah waktu kejadian dan durasinya. Jangan lupa untuk menuliskan sebabnya. Hal ini akan baik untuk membuat Anda introspeksi diri.

6. Tundalah reaksi Anda

Ini memang tidak sesederhana yang dikatakan. Namun, jika Anda bisa menunda reaksi yang mungkin muncul secara otomatis pada saat kejadian tertentu, maka tundalah reaksi tersebut.
Anda bisa mengatasinya dengan keluar ruangan, atau pun hanya sekedar diam sambil menarik nafas panjang. Barangkali tindakan anak memang sedang menyebalkan, tapi bukan berarti Anda harus membalasnya dengan bertindak menyebalkan juga.

7. Tanamkan di dalam kepala bahwa anak akan meniru apapun yang Anda lakukan

Jika Anda suka berteriak pada anak, maka tak heran jika anak akan tumbuh sebagai orang yang suka berteriak pada orang lain. Orang lain yang diteriaki oleh anak Anda akan langsung mengira bahwa perilaku tersebut berasal dari didikan Anda.

8. Tidak berteriak bukan berarti tidak peduli soal kedisiplinan Anak

Mendisiplinkan anak tak bisa dilakukan dengan cara berteriak. Mungkin anak akan menuruti perintah Anda yang disampaikan dengan berteriak, namun anak akan jadi sosok pembohong di depan orangtua demi menghindari teriakan Anda.

9. Pelajari polanya

Anda perlu memperhatikan, peristiwa apa saja yang biasanya membuat Anda berteriak. Jika sudah, waspadai jika saat-saat tersebut datang lagi.
Anak juga akan mempelajari pola temperamen Anda. Saat anak berbuat sebuah kesalahan, sebenarnya ia tahu bagaimana Anda akan meresponnya.
Sayangnya, beberapa anak yang cukup cerdas bisa menggunakan pola dan temperamen Anda ini untuk mengontrol orangtuanya. Kejutkan ia dengan respon yang berbeda dari biasanya untuk mengakhiri pola tersebut.

10. Minta maaf

Saat Anda terlanjur keceplosan berteriak, segeralah minta maaf pada anak. Anda bisa mengucapkannya secara lisan maupun dengan pelukan. Akui bahwa Anda telah melakukan kesalahan padanya.
Mengalkui bahwa diri Anda bersalah tak akan membuat wibawa Anda turun. Malah sebaliknya, itu akan membuat anak melihat bahwa Anda cukup ksatria untuk mau mengakui kesalahan.
Lambat laun, anak juga akan meniru sikap besar hati Anda. Lebih bagus lagi jika Anda bisa mendiskusikan pada anak tentang persoalan tersebut secara baik-baik dan dewasa.
Jika 10 hal tersebut berhasil dilakukan, Anda dan anak akan memperoleh manfaat dari pelatihan managemen emosi ini. Sehingga kecerdasan emosional Anda dan anak akan lebih terasah lagi.
Yuk bulatkan tekad untuk berhenti berteriak kepada anak-anak di rumah. Kalau 10 tips di atas sulit untuk dipraktekan, pegang satu prinsip ini: marah-marah akan membuat Anda cepat tua.

Kamis, 20 Januari 2022

 


 

Penelitian selama 50 tahun ini menunjukkan bahwa memukul anak bisa menyebabkan trauma, IQ rendah, perilaku anti sosial, dan gangguan kesehatan mental.

Saat anak berbuat nakal, atau tidak mematuhi permintaan, seringkali orangtua merasa geram dan ingin memukulnya. Bahkan ada beberapa orangtua yang menerapkan memukul anak di tangan atau di pantat sebagai cara untuk mendisiplinkan anak.
Tapi parents, berhati-hatilah. Memukul anak bisa menyebabkan IQ-nya menjadi rendah, selain itu, pemukulan walaupun tidak meninggalkan bekas luka tetap menimbulkan trauma bagi anak-anak. Beberapa studi telah membuktikannya.

Anak yang sering dipukul cenderung memiliki IQ yang rendah

Sebuah penelitian yang melibatkan ratusan anak-anak di Universitas New Hampshire Amerika Serikat menunjukkan, anak yang sering mendapat pukulan, cenderung memiliki tingkat IQ yang rendah.
Murray Straus, pemimpin riset ini menyatakan, “Penelitian menunjukkan bahwa menghindari pemukulan dan menjalankan metode lain untuk mendisiplinkan anak bisa membantu anak agar lebih cerdas.”
“Saya yakin, memukul anak menyebabkan kemunduran dalam perkembangan anak dan kemampuan mentalnya.”
Straus dan rekannya Mallie Paschall dari Institute for Research and Evaluation di Maryland meneliti sejumlah anak yang mewakili anak-anak di negara mereka. Straus dan Paschall membaginya ke dalam dua grup berdasarkan umur, 806 anak usia 2-4 tahun, dan 704 anak berusia 5-9 tahun.
Mereka menguji tingkat IQ si anak pada awal penelitian, kemudian mengujinya kembali empat tahun kemudian. Anak-anak yang berada di kedua grup terbukti bertambah cerdas.
Tetapi anak-anak umur 2-4 tahun yang mengalami pemukulan memiliki skor 5 poin lebih rendah, dibanding mereka yang tidak pernah dipukul orangtuanya. Anak-anak umur 5-9 tahun yang pernah dipukul, rata-rata nilai IQ-nya lebih rendah 2.8 poin dibandingkan rekan mereka yang tidak dipukul.
Riset ini juga melibatkan statistik yang menerangkan pendidikan orangtua, pemasukan bulanan, stimulasi kognitif dari orangtua, dan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi kesehatan mental anak.
“Berlawanan dengan apa yang dipercayai orang, dipukul oleh orangtua adalah pengalaman traumatis bagi anak, kami mengetahui dari berbagai penelitian bahwa trauma menekan otak secara negatif,” ujar Straus.
Trauma juga bisa menyebabkan anak-anak mengalami stres saat menghadapi situasi sulit, dan kemampuan kognitifnya juga tidak bekerja dengan baik.
Dengan memukul, orangtua memberikan hukuman agar anak memerhatikan dan berperilaku sesuai keinginan orangtua. Tapi hal ini tidak merangsang anak untuk berpikir secara mandiri, sehingga mencegah anak untuk menemukan solusi terbaik dari masalah yang ia hadapi secara mandiri. Karena anak akan cenderung berperilaku baik hanya untuk menghindari pukulan.

Dampak panjang memukul anak

Sebuah penelitian lain dilakukan selama 50 tahun di Universitas Texas dan Universitas Michigan, melibatkan lebih dari 160 ribu anak-anak dan dipublikasikan di Journal of Family Psychology.
Riset tersebut menemukan bahwa anak-anak yang dipukul, cenderung memiliki sikap menentang, perilaku anti sosial meningkat, agresif, kesehatan mental yang bermasalah, dan juga kemampuan kognitif rendah.
Studi ini memusatkan pada anak-anak yang mengalami pemukulan secara wajar, seperti pukulan di pantat, atau tamparan di tangan. Dan pemukulan yang bersifat kekerasan yang menyebabkan luka berbahaya.
Andrew Grogan-Kaylor, rekan profesor di Universitas Michigan yang menjadi co-author dalam studi ini menemukan bahwa pemukulan (dilakukan dengan telapak tangan terbuka pada pantat atau kaki dan tangan anak), secara signifikan berhubungan dengan 13 dari 17 dampak merugikan yang mereka teliti.
“Pemukulan membuahkan hasil yang berlawanan dengan apa yang orangtua inginkan,” ujar Andrew.
Elizabeth dan Andrew meneliti dampak jangka panjang pada orang dewasa yang mengalami pemukulan saat masih anak-anak. Hasilnya, mereka yang lebih sering dipukul cenderung menampakkan perilaku anti sosial dan mengalami masalah kesehatan mental.
Orang dewasa yang mereka teliti juga cenderung akan melakukan jenis hukuman yang sama pada anaknya, yang menjadi kunci bahwa perilaku menghukum anak dengan memukul diwariskan dari generasi ke generasi.
Laporan UNICEF tahun 2014 menyatakan bahwa 80% orangtua di seluruh dunia melakukan pemukulan sebagai cara untuk mendisiplinkan anak. Para peneliti juga telah melihat berbagai macam studi yang menunjukkan bahwa pemukulan seperti ini menghasilkan dampak negatif.
“Masyarakat berpikir bahwa dengan dipukul anak akan menunjukkan perilaku berbeda. Namun penelitian kami menunjukkan bahwa pemukulan berhubungan dengan dampak negatif yang serupa dengan akibat dari kekerasan, hanya beberapa tingkat lebih rendah.”
Elizabeth berharap bahwa studi yang dilakukan oleh mereka bisa mengajarkan orangtua potensi bahaya dari memukul anak, dan agar orangtua menemukan metode lain untuk mendisiplinkan anak-anak mereka.
Bila Anda sering memukul anak sebagai hukuman, sebaiknya Anda segera menghentikannya. Mungkin anak terlihat baik-baik saja, dan langsung menurut apa yang Anda katakan. Namun di balik itu, ia akan menyimpan trauma dan menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu.
Mari kita wariskan hal yang baik pada anak untuk ia terapkan pada generasi mendatang, dan bukannya metode yang merugikan seperti pemukulan

Rabu, 19 Januari 2022

Pengertian Parenting Islami & 10 Cara Mendidik Anak Menurut Ajaran


Isla
 

Anak merupakan amanat ditangan kedua orang tua. Hatinya yang masih bersih – suci merupakan permata yang indah, bila kita mengasah dengan penuh kebaikan. Kemudian, pahala pun akan mengalir dan dinikmati untuk kedua orangtuanya maupun semua orang yang mendidiknya.

Semakin berkembangnya informasi dan teknologi, semakin mudahnya untuk mempelajari hal baru. Dan semakin luas bertambahnya wawasan untuk terus mengembangkan pengetahuan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya itu, sebagai orang tua muslim ingin menjadikan anaknya menjadi seorang yang berbakti, taat, bertanggung jawab dengan mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai aturan agama Islam.




Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :

 Pengertian Parenting Islami 

Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.

 Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak

  1. Merawat dan mendidik dengan  pendidikan Islam
  2. Memberi anak pendidikan intelektual
  3. Memberi anak perlindungan
  4. Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
  5. Memberi kasih sayang

 Jenis-jenis parenting : 

  • Otoriter

Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.

  • Permisif 

Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.

  • Otoritatif

Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak.  Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.

  • Mindful 

Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.

  • Islami 

Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.

 Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan

Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:

Beberapa orang tua pun mempunyai konsep parenting sendiri bagaimana mendidik anak, sebagai langkah mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai islam yang ditanam sejak sedini mungkin. Agar lebih memahami, mendisiplinkan , dan mendorong (support) anak menjadi yang terbaik sebagaimana menerapkan pola asuh mengikuti tuntunan Al-qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Berikut, penjabaran tentang parenting Islami :

 

Pengertian Parenting Islami 

Parenting Islami adalah cara mengatur pola pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang tak luput menyesuaikan dengan ajaran islam, yang mendasari dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.

Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai akhlak sesuai anjuran agama islam, karakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah juga memupuk diri kebaikan sejak dini. Dan tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.

 

Kewajiban Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak

  1. Merawat dan mendidik dengan  pendidikan Islam
  2. Memberi anak pendidikan intelektual
  3. Memberi anak perlindungan
  4. Memberi nafkah kepada keluarga dan anak
  5. Memberi kasih sayang

 

Jenis-jenis parenting : 

  • Otoriter

Gaya disiplin otoriter dengan menyimpan harapan yang sangat tinggi akan tingkah laku anak. Sering kali jauh melebihi apa yang bisa mereka lakukan. Lebih jelasnya anak-anak seharusnya bertingkah laku secara efektif sama seperti orang dewasa.

  • Permisif 

Disiplin permisif adalah istilah yang “kurang baik” karena orang tua yang permisif lebih membebaskan anaknya, tanpa pendisiplinan. Misalnya seperti “Ah maklum ya bu.. dia kan masih kecil, jadi gak bisa nahan makannya, biar saja yang penting dia senang”, biasanya orang tua takut bila anaknya menangis karena orang tua merasa sayang, tetapi jika menyayangi secara berlebihan pun tidak baik.

  • Otoritatif

Metode ini diterapkan seperti otoriter 50% + permisif 50% dan menerapkan dengan sangat berhati-hati ketika mengasuh dan mengendalikan kemauan anak.  Orang tua lebih memilih pada realistis. Orang tua tidak takut jika anaknya menangis, namun ketika anak mereka menangis, sering kali karena proses pendisiplinan, mereka lebih menawarkan kenyamanan tetapi disiplin.

  • Mindful 

Metode ini lebih mengedepankan kesadaran orang tua dalam mendidik anak dengan cara penuh perhatian dan berempati, mengendalikan emosi saat bersama anak, dan tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain.

  • Islami 

Agar terjunjungnya metode parenting Islami, dengan mencontohkan tentang kisah dalam islam sebagai panutan dan menanamkan rasa kecintaan kepada Allah SWT juga Rasul-Nya. Yang akan saling terhubungnya komunikasi yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan tidak lupa, untuk mengasah kemampuan anak menjadi pribadi yang religius dan berkarakter mulia.

 Karakter Sebagai Tonggak Pendidikan

Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran yang Allah punya, dan mengamalkan dengan penuh keikhlasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh. Yang diantaranya:



Mungkin ada beribu-ribu cara untuk bisa mengajarkan anak menjadi perilaku yang baik, dan tak lepas dari pengawasan dan didikan orangtua. Diantaranya :

 

  • Buatlah Hati Anak Terhubung Dengan Allah (Akhlak)

Pahala yang paling baik, paling besar dan paling sempurna yang anda peroleh adalah menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam hati anak sedini mungkin. Prinsip yang bisa kita lakukan diantaranya:

 

  • Menanamkan iman sejak dini

Untuk mencintai Allah dan Rasulnya, takut akan siksaan-Nya, dan mengharap pahala dari-Nya. Dengan cara berupaya Anda berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah (Asmaul husna) beserta keharusan untuk mengesakan Allah.

 

  • Tanamkanlah rasa hormat kepada Al-Qur’an 

Jadikanlah dirinya untuk berpegang teguh pada etika-etika membaca Al Qur’an , seperti membaca ta’awwudz, membaca basmallah, memuliakan mushaf Al-Qur’an juga mendengarkan lantunan ayat suci sambil melakukan perenungan.

 

  • Ajarkan anak tentang dzikir-dzikir dan etika Nabi SAW

Hal ini disebabkan karena dzikir akan berpengaruh terhadap perilaku anak senantiasa mengingat Allah, sehingga jiwa sang anak akan tumbuh dengan baik, sementara fitrah (nalurinya) akan selamat dari berbagai penyimpangan.

 

  • Ajari dan Perhatikan Ibadah Salat 

Awasilah perkembangan anak selama 5 tahun, karena sisanya anda akan mendapati nikmat sisa umur dengan tenang. Di usia tersebut merupakan fase pertama masa pertumbuhan. Cobalah untuk membiasakan anak Anda melaksanakan ibadah sholat dan beramal shaleh. Seorang pendidik yang baik akan mengikuti perkembangan anak dengan senang hati. Ibaratkan bersusah-susahlah dahulu selama lima tahun. Semangat, Bun…

 

Dan jika anak sudah hampir mendekati 7 tahun, selalu ingatkan ketika azan sudah berkumandang untuk mempersiapkan diri untuk sholat. Hal ini dimaksudkan agar jiwanya siap menghadapi dan lebih mudah mendidik di kemudian hari.

  • Ajari Anak Sikap Menghormati dan Sikap Menghargai Orang Tua

Jadilah teladan untuk anak, dan cukup tunjukan dengan tindakan sederhana seperti meluangkan waktu berkumpul  dan berbicara agar terciptanya rasa saling keterbukaan, cobalah untuk berdiskusi dan bantulah mengajari anak anda untuk mengambil keputusan yang bijak, dan usahakan ketika berbicara jauhkan ponsel agar anak anda merasa dihargai setiap ucapannya.

 

  • Ajarkanlah Kepada Anak Tentang Sifat Amanah

Dalam hal ini, cara terbaik sebagai ibu adalah untuk menghormati hak-hak yang dimiliki oleh anak. Maka dari itu, janganlah Anda membiarkan salah seorang pun menzaliminya dengan cara mengambil barang-barang miliknya, dengan cara seperti itu, dia pun akan terbiasa menghormati hak-hak orang lain.

Jika anak menggunakan barang milik orang lain, maka hadapilah sikapnya tanpa menakut-nakuti atau pun mengintrogasi seperti halnya pencuri. Atau berteriak “Ini punya siapa? Kamu nyuri yah?!”, karena anak jika di pojokan seperti itu, justru bisa terjadi hal  yang mungkin akan merasa dirinya tidak berharga lagi dan terkadang menjadi ceroboh, melakukan hal yang mungkin tidak baik.

Seorang ibu cerdas akan memanfaatkan kesempatan momen yang tepat untuk memberikan pengarahan dengan cara tidak langsung.

 

  • Ajari Anak Untuk Belajar Bersabar 

Mungkin sebagian orang kesabaran adalah ketenangan hati dalam menghadapi situasi, banyak hal yang kita sadari untuk menjadi seseorang yang sabar. Tak lupa, orang tua adalah role model seorang anak yang akan mengikuti kelakuan orang tua terutama Ibu. Maka dari itu, sebelumnya kesabaran diri itu penting bagi sendiri sehingga anak bisa mengikuti apa yang orang tua harapkan menjadi seorang penyabar. Jadi, bagaimana melatih kesabaran anak?

Cobalah beri kesempatan, seperti latihan menunggu. Mungkin saat anak lapar, Anda sibuk memasak dan berilah pengertian kepada anak untuk menunggu beberapa saat  “Sabar ya Nak, ibu bikin dulu sup. Tunggu 5 menit lagi ya.. ” dengan intonasi yang lembut.

 

  • Menumbuhkan Semangat dan Pantang Menyerah

Akan baiknya sikap pantang menyerah ditanamkan sejak usia balita. Dengan cara, jika anak telah mampu menangkap penyampaian Anda, Anda bisa menggunakan dengan cara memberikan dongeng atau cerita-cerita sebelum tidur dengan tema yang relate dengan kehidupan penuh semangat.

Dan berikan dorongan untuk memberi permainan juga kesempatan agar anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Kurangi batasan mental seperti mengucapkan “Jangan” ,”Tidak Boleh”, ”Bukan Begitu”, tetapi gunakanlah kalimat pengganti yang lebih positif, misalnya:

  1. Jangan nonton deket-deket TV = ” Dek, nontonnya agak mundur yah biar gak sakit mata”
  2. Jangan kesana =  “Lewat sini aja yuk, nanti ada ayam”
  3. Jangan teriak-teriak =  “Iya nak, ibu sudah denger. Tunggu sebentar ya…”

 

  • Memupuk rasa percaya diri anak

Hal yang membuat anak merasakan bahwa dirinya dihargai dan memiliki kebebasan, dan memunculkan perasaan positifnya adalah dengan memanggil panggilan julukan / kesayangan. Karena setiap anak memiliki hak rasa cinta dari kedua orang tua, bukan hanya rasa cinta yang diberikan orang lain. Maka dari itu, selalu memberikan kepercayaan penuh kepadanya & memotivasinya agar menjadi anak yang baik dan percaya diri. Atau contohnya, saat membeli baju, biarkanlah ia memilih baju yang ia sukai.

Perhatian untuk orang tua! 3 hal penting yang harus kita hindari ketika bersama anak

 

  • Janganlah marah, tetap tenang – Memang rasa kesal dan amarah tanpa disadari teriakan kita bisa terdengar tetangga karena ulah anak sendiri, hingga ada saja orang tua menyikapi dengan cara memukulnya. Tapi cobalah untuk bersikap tenang lalu pilihlah sikap bijak untuk menghadapi solusi tersebut. Karena, kemarahan seorang ibu mempengaruhi lebih besar terhadap proses pembentukan kepribadian anak.

 

  • Jangan berlebihan memanjakan anak / memenuhi seluruh permintaanya – Karena sikap memanjakan anak secara berlebihan, akan berdampak anak menjadi egois, ia merasa diterima di masyarakat karena ulah orang tua yang terlalu memanjakan anak. Maka dari itu, batasilah setiap keinginan yang mungkin tidak terlalu ia butuhkan. Tetapi tetap support kebaikan-kebaikan yang ia jalani.

 

  • Hindari berkata kasar – Jadikanlah diri anda sebaik mungkin dari sikap, tutur kata, sopan santun, Karena anda adalah seorang teladan bagi anak. Dan anak akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan sekelilingnya. Maka dari itu, hal sepele dalam berucap pun harus kita jaga, dan harus anda ingat pula, lingkungan akan menjadi keseharian dan merubah perilaku dan sifat anak. Usahakan kita berada dilingkungan yang baik ya Bun

Tidak afdol rasanya jika mempelajari sesuatu tanpa membaca buku, beberapa Buku Rekomendasi Best Seller dan Terbaik di Gramedia tentang Parenting Islami :

 

Tips Untuk Orang Tua Pendidik Anak :

  • Luangkanlah waktu untuk diri sendiri agar kejiwaan (pikiran) anda tetap stabil
  • Meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar tanpa lelah
  • Hindarilah perselisihan suami istri di hadapan anak kecil
  • Berdo’alah untuk anak anda, agar segala doa akan dikabulkan. Dan berdo’alah & bertutur kata yang baik-baik.



Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts